SURABAYA, Cakrayudha-hankam.com – Baby sitter di Surabaya, NB (36) telah menjadi tersangka usai mencekoki balita anak majikan dengan obat keras yang disebutnya obat penggemuk. Ia mengaku mendapat informasi obat penggemuk ini dari rekan sesama baby sitter.
Hal ini diungkapkan NB saat diperiksa polisi. NB mengaku mendapat informasi obat dengan kandungan Siproheptadine (sebelumnya disebut Pronicy) dan Deksametason dari rekan sesama baby sitter.
“Pengetahuan ini diperoleh tersangka usai mengetahui bahwa obat ini lazim di kalangan baby sitter.
Sehingga tersangka tahu informasi obat tersebut dari rekannya sesama baby sitter,” kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman saat rilis di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa, (15/10/2024).
Setelahnya, Farman melakukan konsultasi dengan Biddokes Polda Jatim yang kemudian menyatakan bahwa obat dengan kandungan Siproheptadine dan Deksametason termasuk obat keras.
Mirisnya, obat-obatan ini diberikan terus menerus selama setahun. Sehingga, memberikan dampak bengkak terhadap wajah hingga terganggunya hormon kortisol dan hormon pertumbuhan korban.
“Terlihatnya seperti gemuk, tapi sebetulnya itu bengkak. Kemudian dampak lainnya yaitu kerentanan keropos pada tulang dan penyakit lambung,” tambahnya.
“Untuk lambung ini, sebelum ketahuan, korban sering mengalami permasalahan perut dan pergi ke rumah sakit karena sakit lambung,” tandasnya.
Sebelumnya, kasus ini mencuat usai ibu korban mengisahkan kisahnya di media sosial. Polisi pun menetapkan NB sebagai tersangka.
Ia terancam dijerat pasal berlapis yakni Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) UU RI No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT dan Pasal 436 ayat (1) dan ayat (2) UU RI No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan. Ancaman hukumannya hingga 10 tahun.(Red)
