Friday, April 18, 2025
Beranda blog

Keluhan Warga Desa Pateguhan Karena Kepala Desanya Yang Tidak Membantu Perayaan Kemerdekaan HUT RI ke 77

0
Kantor Desa Pateguhan - red

Pasuruan(cakrayudha-hankam.com) – Perayaan Hari Ulang Tahun kemerdekaan suatu bangsa atau negara adalah hari yang sangat bersejarah yang merupakan momen penting untuk mengenang perjuangan bangsa leluhurnya dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dalam bulan Agustus khususnya tanggal 17 Agustus tahun 2022 bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan NKRI setelah 77 tahun merdeka sejak 17 Agustus 1945. Senin(29/ 08/2022)

Di momen hari kemerdekaan 17 Agustus 1945 kita mengenang para pahlawan yang telah berjuang mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa Indonesia, demi anak cucu bangsa Indonesia. Seluruh Bangsa Indonesia memperingati dengan hikmat dan penuh sukacita. Di kota-kota, pusat keramaian dari ibukota negara hingga ke desa-desa banyak dipasang umbul-umbul serta lomba-lomba yang meriah.

Namun tidak demikian dengan Desa Pateguhan Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan, terlihat sepi dan tidak semeriah Desa-Desa yang lain. Tidak nampak umbul-umbul di sepanjang jalan desa, yang nampak hanya bendera warga yang terpasang didepan rumahnya.

Beberapa warga Desa Pateguhan mengeluhkan tidak adanya Perayaan atau perlombaan tujuh belasan di Desanya.
Ada beberapa umbul-umbul dan bendera dipasang sendiri oleh warga dan tidak ada bantuan dari Desa Pateguhan. Desa tidak mengalokasikan untuk tujuh belasan di Desanya.
SH warga Desa Pateguhan menyatakan “Bahwa memang tidak ada bantuan sama sekali dari Desa selama dijabat oleh Kades sekarang yang sudah dua periode, dan menanyakan apakah tidak ada jiwa nasionalisme patriotisme sama sekali ya?” Keluhnya.
KH warga Desa Pateguhan menyampaikan “Bahwa seharusnya transparan mengenai Anggaran Dana Desa, selama menjabat dua periode Nur Samsi Kades Pateguhan tidak ada inisiatif, pernah diajukan warga di tahun sebelumnya namun itu atas inisiatif warga dan bukan dari kadesnya” ungkap KH.
Saat dikonfirmasi dirumahnya, Kades Nur Samsi tidak ada ditempat, dan ketemu dengan Sugiati istri pak Kades menyampaikan bahwa “Pak Kades sedang ada rapat di Kecamatan dan tidak tentu kapan pulangnya.”
S yang bertempat tinggal dekat rumah Kades dan merupakan mantan tim sukses Kades menyampaikan, “Saya melihat hanya ada lomba-lomba disekitar rumah tempat tinggal Kades Nur Samsi yaitu di Dusun Saar, dan tidak tahu dana dari siapa, sedangkan diluar Saar tidak ada lomba-lomba “.

Bulan Agustus masih kurang beberapa hari, “Kami berharap agar ada perayaan tujuh belasan yang meriah seperti di desa-desa lain sekitarnya, dan supaya ada anggaran khusus untuk itu” harapan warga desa Pateguhan yang lain.@red

Sidang Keenam Kasus Pembunuhan Fatkhur Rozy, Di PN Kota Pasuruan

0

Pasuruan, cakrayudha-hankam.com- Sidang lanjutan ke-6 (enam), kasus pembunuhan yang menimpa Fatkhur Rozy (korban), pada November tahun 2021, pada pukul 10.30 Wib, digelar di Pengadilan Negeri (PN) Kota Pasuruan. Kamis, (7/7/22).

Agenda Sidang ke 6, menghadirkan 4 orang saksi masing-masing saksi untuk memberikan kesaksiannya, pada kedua terdakwa, Fadila Rokhman dan Siswo Hadi, dihadirkan secara Virtual.

Saksi Pertama dari Ketua RT Hadi Prayitno, memberikan kesaksian, bahwa mengetahui mengenai posisi Bella sedang meminta maaf kepada ayah korban yang sedang berada di Polresta Pasuruan, mengakui bahwa dirinya “ Bella ” salah. saat itu Ketua RT Hadi Prayitno tengah mengantarkan surat kematian korban untuk diberikan kepada penyidik.

Saksi kedua kesaksian dari Ibu kandung korban Solikah dengan memberikan beberapa kesaksian,
Pertama, ketika berada di IGD RSUD dr Soedarsono Pasuruan, Polisi menanyakan kepada korban mengenai kejadian ini “kamu punya musuh tidak? ” saat ditanyai seperti itu, ibunda korban mengetahui bahwa si korban langsung melihat ke arah “ Bella ” .

Kedua, ketika berada di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, ibu korban mengamati si Bella ini seperti tidak memiliki rasa sedih sama sekali, seolah – olah tidak peduli dengan korban malah sibuk main hp hingga sampai di rumah korban. dan sesampainya dirumah korban, cincin tunangan secara tiba-tiba dikembalikan ke ibu korban tanpa alasan, namun ditolak oleh ibu korban.

Saksi ketiga Ketua RW Rahmat Zainuri, memberikan kesaksian ketika sedang menemui terdakwa Fadila Rokhman di Polresta Pasuruan dengan ayah korban, terdakwa Fadila Rokhman bertanya kepada Zainuri “si Bella kok nggak ditangkap pak ” dan terdakwa Fadila Rokhman bercerita mengenai rencananya dengan Bella yang di duga juga terlibat dalam kasus tersebut.

Saksi keempat, Elis merupakan kerabat korban tinggal di Malang yang menawarkan untuk pulang bersama ( naik mobil nya, bersama suami Elis ) dan yang pulang bersama saat itu yakni ibunda korban dan bella. Namun saat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang sempat ditawari naik ambulan bersama ayah korban dan korban namun Bella menolak.

Ketika berada di dalam mobil waktu perjalanan pulang, Bella terus sibuk main hp hingga sampai di rumah korban, pada saat dirumah sakit Malang dia sering menerima telfon dan selalu menghindar dari keluarga korban.

Sementara itu Ayah korban Zainudin berharap ,” agar para pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya, sedangkan pelaku lain yang sudah terungkap di persidangan agar segera bisa ditangkap dan diadili ,” terang Zainudin.

” Barang yang rusak bisa dibetulkan, sakit penyakit masih bisa berharap disembuhkan, dapatkah nyawa manusia yang hilang bisa ditemukan dan hidup kembali ,” keluh Zainudin.

Tentunya penderitaan yang sangat dalam bagi orang tua korban, terutama ibu korban yang telah mengandung dan melahirkan korban.

Bagaimana dengan ” Bella ” yang merupakan tunangan ( korban ) hingga saat ini tidak tersentuh hukum ?? …
Benarkah Bella tidak terlibat ?? … Bersambung @ red.

Kapolres Sumenep yang Baru Jalin Sinergi dengan Dandim 0827/Sumenep

0
SOLIDARITAS TNI-POLRI: Dandim 0827/Sumenep, Letkol Inf Yoyok Wahyudi, bersama Kapolres Sumenep yang baru, AKBP Rivanda, S.I.K., bertemu di Makodim 0827/Sumenep, Rabu (16/4/2025). [Foto:MC Diskominfo Sumenep]

SUMENEP, Cakrayudha-hankam.com – Dalam rangka mempererat sinergisitas antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sumenep yang baru, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rivanda, S.I.K., melakukan kunjungan perdana ke Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0827/Sumenep, Rabu (16/4/2025).

Kunjungan AKBP Rivanda ini disambut hangat oleh Komandan Kodim (Dandim) 0827/Sumenep, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Yoyok Wahyudi, S.I.P., M.Han., di ruang lobi Makodim setempat.

Pertemuan ini, menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama lintas sektor demi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Kunjungan ini adalah bentuk silaturahmi dan menjaga hubungan baik antara Kodim dan Polres yang selama ini telah terjalin,” ujar Letkol Yoyok seperti dilansir dari Media Center Diskominfo Sumenep, Kamis (17/4/2025).

Dalam pertemuan tersebut, kedua pimpinan membahas berbagai bentuk sinergi, termasuk dukungan terhadap program pemerintah pusat, khususnya program swasembada pangan dan makan bergizi gratis (MBG) yang tengah digencarkan.

“Kami berharap, komunikasi dan kerja sama ini semakin solid, terutama dalam mendukung program nasional,” tambah Letkol Yoyok.

Letkol Yoyok juga menegaskan pentingnya menjaga soliditas antara TNI dan Polri, terutama dalam menghadapi tantangan keamanan dan tugas kemasyarakatan di tingkat daerah.

“Silaturahmi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat hubungan antara TNI dan Polri untuk mewujudkan keamanan yang kondusif di Sumenep,” tegasnya.

Dari pihak Kodim 0827/Sumenep turut hadir Kasdim Mayor Cba Ari Pamungkas, serta sejumlah perwira seperti Pasiops, Pasiter, Pasipers, dan Pasilog. Sementara, dari Polres Sumenep hadir pula Kabag Humas Polres Sumenep dan Kasat Lantas Polres Sumenep. (Red-050)

Di Ujung Timur, Marinir Menyapa dengan Hati

0

Persaudaraan yang Tumbuh di Perbatasan Yahukimo

 

YAHUKIMO, Cakrayudha-hankam.com – Di balik kabut tipis pegunungan dan keindahan alam Yahukimo, terdapat kisah yang luar biasa tentang kehangatan, persaudaraan, dan cinta tanah air. Pada Kamis (17/04/2025), para prajurit *beret ungu* dari Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 1 Marinir Koops Habema tidak hanya berperan sebagai penjaga perbatasan, tetapi juga sebagai sahabat sejati bagi masyarakat Kampung Yahulikma, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo.

Mereka hadir tanpa batasan. Melalui program Komunikasi Sosial (Komsos), para prajurit dan warga setempat berkumpul, berbincang dalam suasana ceria yang dipenuhi tawa anak-anak dan senyuman tulus para tetua adat. Tidak ada lagi jarak antara seragam loreng dan pakaian adat. Yang tersisa hanyalah satu hal: rasa saling memiliki.

Kegiatan komunikasi sosial (komsos) lebih dari sekadar rutinitas; ia berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan harapan masyarakat dengan perhatian negara. Melalui percakapan yang hangat dan kegiatan sosial yang bermakna, warga dapat menyampaikan aspirasi, berbagi pengalaman, dan merasakan bahwa mereka tidak sendirian di ujung timur Indonesia.

“Kami ada di sini bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai keluarga baru bagi masyarakat Papua,” ungkap Letkol Marinir Siswanto, Komandan Satgas Yonif 1 Marinir, dengan penuh kehangatan.

“Kami berkomitmen untuk membangun hubungan yang tulus, kuat, dan berkelanjutan demi menjaga keutuhan bangsa ini bersama-sama.”

Persahabatan di Tapal Batas: Senyum yang Menghapus Sekat
Cerita ini sampai ke telinga Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, yang memberikan apresiasi mendalam atas pendekatan penuh empati yang ditunjukkan oleh pasukannya.

“Apa yang dilakukan oleh prajurit Marinir di Yahukimo mencerminkan semangat TNI sebagai pelindung rakyat yang hadir dengan tulus. Mereka membawa cinta, bukan hanya senjata. Mereka membangun kepercayaan, bukan ketakutan,” ungkap Mayjen Lucky dengan penuh haru.

Beliau menekankan bahwa kehadiran TNI seharusnya selalu menjadi kekuatan yang menenangkan, bukan menekan. Di Yahukimo, semangat ini hidup—tumbuh dalam setiap senyuman anak-anak, dalam pelukan masyarakat, dan dalam setiap jabat tangan hangat yang diberikan oleh para prajurit.

Lebih dari sekadar Misi, Ini Tentang Hati
Kegiatan Komsos ini menunjukkan bahwa menjaga kedaulatan bukan hanya soal strategi dan pertahanan. Ini tentang membangun hubungan, menyatukan harapan rakyat dengan negara, dan menghadirkan negara yang benar-benar hadir, mendengarkan, dan memahami.

Yahukimo menjadi bukti bahwa Marinir tidak hanya bertugas menjaga perbatasan, tetapi juga membangun hubungan yang erat dan saling mendukung di wilayah tersebut. Di sini, di ujung negeri, semangat gotong royong, kasih sayang, dan rasa kebersamaan sebagai satu bangsa mengalir dalam kehidupan sehari-hari.

Kisah persahabatan ini menyampaikan pesan penting untuk seluruh Nusantara: kekuatan terbesar bangsa ini terletak bukan hanya pada senjata, tetapi juga pada cinta dan persatuan.

Sumber:
(Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono/Red-033)

Borong Panen, Peluk Hati

0

Prajurit Masariku Hadir sebagai Saudara Petani Nduga

NDUGA, Cakrayudha-hankam.com – Di tengah keindahan alam Papua yang menantang, para prajurit Satuan Tugas (Satgas) Yonif 733/Masariku Koops Habema membuktikan bahwa kehadiran TNI tidak hanya berfokus pada aspek keamanan, tetapi juga pada kemanusiaan. Pada Kamis (17/04/2025), mereka terjun langsung ke kebun-kebun masyarakat untuk membeli hasil panen petani di Nduga, sebuah tindakan kecil yang memberikan dampak besar.

Lembah hijau dan pegunungan Nduga menjadi saksi dari hubungan yang erat antara prajurit dan masyarakat. Sayur-sayuran segar, umbi-umbian, dan buah-buahan lokal yang merupakan hasil kerja keras para petani dibeli dengan penuh sukacita oleh prajurit Masariku. Tindakan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik satuan, tetapi juga sebagai bentuk perhatian TNI kepada masyarakat dengan tulus.

“Kami bukan sekadar penjaga perbatasan; kami adalah bagian dari keluarga besar masyarakat Papua,” ungkap Letkol Inf Julius Jongen Matakena, Komandan Satgas Yonif 733/Masariku, dengan penuh kehangatan.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari kemanunggalan TNI dan rakyat, di mana para prajurit hadir untuk mendengarkan, mendukung, dan menguatkan semangat masyarakat di tanah yang penuh harapan ini.

Respons dari warga sangat positif. Banyak petani yang tersenyum bahagia, bukan hanya karena hasil panen mereka terjual, tetapi juga karena merasa dihargai dan diperlakukan sebagai saudara.

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah menyentuh ini.

“Aksi prajurit Masariku bukan hanya sekadar transaksi; ini adalah jembatan emosional antara TNI dan masyarakat. Kegiatan seperti ini menumbuhkan harapan, memperkuat kepercayaan, dan menunjukkan wajah TNI yang sesungguhnya: humanis, peduli, dan penuh kasih,” ungkapnya dengan bangga.

Lebih dari sekadar menjalankan tugas, apa yang dilakukan oleh Satgas Yonif 733/Masariku merupakan wujud nyata cinta terhadap tanah air. Cinta ini melampaui batas wilayah, menjangkau ladang-ladang sederhana di pelosok Papua. Di sinilah, persatuan tumbuh subur seiring dengan panen dan harapan yang berkembang.

Authentication:
(Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono/Red-033)

Jalin Kedekatan dan Damai di Ujung Timur Yahukimo

0

YAHUKIMO, Cakrayudha-hankam.com – Di tengah udara pegunungan yang sejuk dan suasana tenang Kampung Yahulikma, Distrik Anggruk, terjadi sebuah momen yang menghangatkan hati. Pada Kamis (17/04/2025), prajurit beret ungu dari Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 1 Marinir mengadakan kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang menyampaikan pesan damai, persaudaraan, dan kehadiran negara yang melindungi.

Kegiatan Komsos ini lebih dari sekadar formalitas. Ini merupakan jembatan emosional antara TNI dan masyarakat, sebuah ruang terbuka untuk saling berbagi cerita, mendengarkan aspirasi, serta membangun kepercayaan dan kebersamaan di wilayah perbatasan yang penuh tantangan.

“Kami hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai sahabat, teman, dan keluarga bagi masyarakat Papua,” ungkap Letkol Marinir Siswanto, Dansatgas Yonif 1 Marinir.

Ia menekankan bahwa TNI hadir dengan sepenuh hati, membawa semangat persatuan dan komitmen untuk menjaga kedamaian.

Kehadiran para prajurit disambut hangat oleh masyarakat Yahulikma. Suara canda tawa anak-anak, percakapan santai dengan tokoh adat, dan jabat tangan yang akrab mencerminkan bahwa batas negara tidak menghalangi rasa persaudaraan.

Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi Habema (Pangkoops Habema), juga memberikan apresiasi atas kedekatan yang terjalin antara Satgas dan masyarakat.

“Kerjasama antara TNI dan masyarakat merupakan dasar utama dalam menciptakan stabilitas keamanan serta mempercepat pembangunan di daerah perbatasan,” ujarnya.

“Ketika masyarakat merasa dekat dengan prajuritnya, di situlah kehadiran negara benar-benar terasa.”

**Menjaga Batas, Merajut Hati**
Kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) di Yahukimo ini mencerminkan sisi humanis TNI, yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung perbatasan, tetapi juga sebagai pelayan harapan masyarakat. Di daerah yang jauh dari keramaian kota, prajurit TNI berperan sebagai jembatan kasih yang menyatukan dan merangkul.

Persahabatan yang terjalin hari ini adalah investasi untuk masa depan Papua yang damai, sejahtera, dan penuh harapan. Di perbatasan, Indonesia bukan hanya sekadar soal kedaulatan, tetapi juga tentang kehangatan dan cinta yang tak terbatas.

Authentication:
(Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono/Red-033)

Bukan Hanya Jaga Keamanan, TNI Jadi Motor Percepatan Pembangunan di Papua

0

PAPUA, Cakrayudha-hankam.com – Di tengah keindahan alam Papua yang masih dihadapkan pada berbagai tantangan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) berperan lebih dari sekadar kekuatan militer. Mereka berfungsi sebagai penggerak pembangunan, penghubung antara pemerintah dan masyarakat, serta pelindung nilai-nilai kemanusiaan. Pada Kamis, 17 April 2025, peran ini semakin terlihat.

Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020, TNI memiliki tiga misi utama di Bumi Cenderawasih: menjaga keamanan, mendukung layanan dasar pemerintah daerah, dan membangun komunikasi sosial yang inklusif. Dengan penempatan satuan tugas (satgas) di berbagai lokasi strategis, TNI telah memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan stabilitas dan mempercepat pembangunan di Tanah Papua.

Keamanan: Pintu Masuk Kesejahteraan
Stabilitas keamanan merupakan fondasi utama bagi pembangunan. TNI tidak hanya memahami prinsip ini, tetapi juga membuktikannya melalui tindakan nyata di lapangan. Ancaman dari kelompok separatis bersenjata (KSB), seperti OPM, tetap menjadi tantangan besar, termasuk insiden tragis yang menimpa Glen Malcolm Conning, pilot asal Selandia Baru, yang dibunuh pada 5 Agustus 2024. Tindakan kejam ini menunjukkan bahwa teror masih mengintai, bahkan terhadap warga asing yang berkontribusi dalam pembangunan Papua.

Namun, TNI tidak tinggal diam. Pada hari berikutnya, Selasa (6/8), tanpa ada permintaan dari pihak manapun, pasukan TNI segera melakukan evakuasi jenazah pilot Glen, bersama tenaga kesehatan, guru, dan balita. Tindakan ini murni didasari oleh rasa kemanusiaan, sebagai bukti bahwa TNI tidak hanya bertindak berdasarkan instruksi, tetapi juga mengikuti panggilan nurani.

Keberhasilan TNI dalam membebaskan sandera pilot Susi Air, Kapten Phillip Mark Mehrtens, pada 21 September 2024, menegaskan kemampuan, keberanian, dan dedikasi tinggi TNI dalam melindungi setiap jiwa, baik warga lokal maupun internasional.

Pendekatan Sosial Humanis: Berintegrasi dengan Masyarakat
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Mayjen TNI Lucky Avianto, menekankan komitmen TNI dan Polri untuk membangun Papua melalui cara yang damai dan humanis.

“Keamanan adalah dasar kesejahteraan. Kami tidak hanya fokus pada penanganan KSB, tetapi juga aktif menjalin hubungan sosial melalui kegiatan kemanusiaan dan pelayanan masyarakat,” ungkap Mayjen Lucky.

Melalui langkah-langkah ini, TNI terus membangun kepercayaan masyarakat Papua, bukan sebagai kekuatan yang menakutkan, melainkan sebagai pelindung dan sahabat rakyat. Dengan pendekatan ini, sinergi antara TNI dan masyarakat semakin kuat dalam menjaga stabilitas dan mempercepat pembangunan.

Kesimpulan: TNI Sebagai Pelindung dan Pembangun Bangsa
Papua tidak hanya memerlukan senjata, tetapi juga sentuhan. TNI memberikan keduanya, dengan mengamankan wilayah sekaligus mendorong kemajuan. Ketika ancaman muncul, TNI siap berada di garis depan. Ketika harapan diperlukan, TNI hadir untuk memberikan solusi.

Dengan profesionalisme, responsivitas, dan pendekatan modern, TNI saat ini tidak hanya berfungsi sebagai benteng pertahanan, tetapi juga sebagai jembatan menuju masa depan Papua yang lebih damai, adil, dan sejahtera.

Autentikasi:
(Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono/Red-033)

TNI Hadir di Papua Bukan Menindas, Tapi Menjaga

0

Negara Tak Boleh Kalah oleh Teror Separatis Bersenjata

 

PAPUA, Cakrayudha-hankam.com – Kelompok bersenjata TPNPB-OPM kembali menyebarkan narasi menyesatkan dengan menolak pembangunan pos militer TNI di Puncak Jaya dan sembilan wilayah lainnya. Mereka bahkan mengancam akan menyerang aparat serta mengusir warga non-Papua. Pernyataan ini jelas bersifat provokatif, tidak berdasar, dan bertentangan dengan hukum nasional maupun internasional. Kamis, 17 April 2025.

Fakta hukumnya adalah: Kehadiran TNI di Papua bukanlah bentuk penindasan, melainkan pelaksanaan tugas konstitusional untuk menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia.

Landasan Hukum Kuat dan Jelas
Tugas dan kehadiran TNI di Papua dijamin oleh:
– Pasal 30 UUD 1945 yang menyebutkan TNI sebagai alat pertahanan negara.
– UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, terutama Pasal 7 dan 9, yang menegaskan peran TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) termasuk mengatasi gerakan separatis.
– Perpres No. 66 Tahun 2019, yang memperkuat struktur Komando Gabungan Wilayah Pertahanan dalam menghadapi ancaman nasional.

Dengan demikian, pembangunan pos militer merupakan langkah yang sah untuk melindungi masyarakat dan mendukung percepatan pembangunan di Papua, bukan tindakan agresi seperti yang dituduhkan oleh kelompok separatis.

Pendekatan TNI: Humanis dan Kolaboratif
Melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2020, pendekatan TNI di Papua juga berfokus pada aspek kemanusiaan, seperti memberikan bantuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan memperkuat komunikasi sosial yang inklusif dengan masyarakat setempat. Ini menunjukkan bahwa TNI tidak hanya hadir dengan senjata, tetapi juga membawa harapan dan kemajuan.

Ancaman Separatis = Terorisme
Ancaman yang ditimbulkan oleh TPNPB-OPM terhadap warga sipil, serta serangan mereka terhadap guru, tenaga kesehatan, dan pekerja infrastruktur, termasuk dalam kategori terorisme sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2018. Tindakan mereka juga melanggar prinsip-prinsip Hukum Humaniter Internasional, seperti:
– Distinction – menyerang warga sipil;
– Proportionality – menimbulkan kerugian tidak proporsional;
– Precaution – serangan membabi buta tanpa pandang bulu.

Kesimpulan: TNI Sebagai Citra Negara, Bukan Alat Penindasan
Kehadiran TNI di Papua merupakan wujud nyata kehadiran negara yang bertujuan melindungi seluruh warganya, termasuk masyarakat asli Papua, dari ancaman bersenjata. Ini bukanlah konflik antara militer dan rakyat, melainkan pertarungan antara negara yang sah dan kelompok bersenjata yang menyebarkan teror.

Negara tidak boleh kalah oleh senjata ilegal dan propaganda kekerasan. TNI berada di garis depan untuk menjaga Papua agar tetap damai, adil, dan berkembang dalam kerangka NKRI. Tugas ini bukan hanya tanggung jawab militer, tetapi juga merupakan panggilan sejarah dan amanat konstitusi.

Autentikasi:
(Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono/Red-033)

Sucikan Hati dan Bersihkan Diri Bersama Forkopimca

0

Danramil 0804/08 Barat Hadiri Kegiatan Halal Bihalal 1446 H

 

MAGETAN, Cakrayudha-hankam.com – Dalam kesempatan ini, mari kita merenungkan diri dan saling memaafkan sebagai sesama manusia. Dalam perjalanan hidup, kita semua pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, baik yang disengaja maupun tidak. Danramil 0804/08 Barat, Kapten Inf Denni Erwanto, bersama seluruh pejabat Forkopimca, menghadiri acara Halal Bihalal Lebaran Idul Fitri 1446 H yang berlangsung di Balai Desa Jonggrang, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, pada Kamis (17/4/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Camat Barat, Ir. Muh Salim, KH. Sujarwo, Danramil Tipe B 0804/08 Barat, Kapten Inf Denni Erwanto, serta Kapolsek Barat, Iptu Munif Setiyono, SH, yang diwakili oleh Bhabinkamtibmas, Aipda Marwan. Selain itu, hadir pula Kepala KUA, Edi Siswoyo, S.Ag, Kepala Kelurahan, Kepala Desa, Kadis, BPD, TP PKK, staf se-Kecamatan Barat, dan Babinsa Desa Jonggrang.

Dalam kesempatan itu, Danramil Kapten Inf Denni Erwanto mengatakan, ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan setelah hari raya Idul Fitri, di mana umat Islam saling memaafkan dan meminta maaf atas kesalahan yang telah terjadi di masa lalu. Hal ini untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan keharmonisan antara sesama.

Halal bihalal ini menjadi kesempatan bagi TNI untuk memperkuat kerja sama dan sinergi dengan pejabat aparatur pemerintah di wilayah binaan dalam rangka meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat, sekaligus untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, imbuh Danramil.

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Sujarwo, memohon ampunan dan maaf kepada Tuhan Yang Maha Esa, jadikanlah kami manusia yang pandai bersyukur untuk memimpin di wilayah Kecamatan Barat ini semata-mata hanya untuk kesejahteraan masyarakat. (Red-033)

Danramil Hadiri Halal Bihalal Keluarga Besar Persatuan Guru Republik Indonesia

0

MAGETAN, Cakrayudha-hankam.com – Danramil 0804-12 Lembeyan yang merupakan bagian dari Kodim 0804/Magetan, diwakili oleh Bati Komsos Pelda Yono, menghadiri acara Halal Bihalal keluarga besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Lembeyan. Acara ini berlangsung di Aula Kelurahan Lembeyan Kulon pada Kamis, 17 April 2025.

Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PGRI, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, doa, serta sambutan dari Ketua Panitia, Arif Basuki, M.Pd. Dalam sambutannya, Ketua PGRI Kabupaten Magetan, Sundarto, S.Pd., S.H., M.H., serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan yang diwakili oleh Ibu Diantina Wiwit Pribadi, S.Sos., menekankan pentingnya kolaborasi antara tenaga pendidik, TNI-Polri, dan pemerintah daerah. “Guru adalah ujung tombak pendidikan. Kerja sama dengan semua pihak, termasuk TNI-Polri, sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan berkualitas,” tegasnya.

Sambutan dibuka oleh Ketua PGRI Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, yang mengajak semua hadirin untuk memperkuat ikatan spiritual dan sosial setelah bulan Ramadhan. “Silaturahmi bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan cara untuk meraih berkah dan memperkuat persatuan,” tegasnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Drs. KH. Khasanun M. A., yang membahas makna Halal Bihalal di bulan Syawal setelah menjalani puasa di bulan Ramadhan.

Danramil 0804-12/Lembeyan, yang diwakili oleh Bati Komsos Koramil, menyatakan komitmennya untuk mendukung dunia pendidikan. “Kami siap bersinergi dengan PGRI dan sekolah-sekolah di wilayah ini, baik melalui program pembinaan karakter siswa maupun kegiatan sosial lainnya,” ungkapnya.

Acara halal bihalal ditutup dengan ramah tamah dari keluarga guru se-Kecamatan Lembeyan, yang mencerminkan semangat saling bermaafan antara rekan kerja dan keluarga di bulan Syawal 1446 H. (Red-033)

Pererat Tali Silaturahmi, Koramil 08 Pakis dan PEPABRI Halal Bihalal

0

MAGELANG, Cakrayudha-hankam.com – Dalam semangat kebersamaan setelah Idulfitri, Koramil 08 Pakis mengadakan acara Halal Bihalal bersama Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PEPABRI) di wilayah Kecamatan Pakis. Kegiatan yang penuh nuansa kekeluargaan ini dilaksanakan di aula Makoramil 08 Pakis pada Rabu (15/04/2025).

Danramil 08 Pakis, Kapten Inf Mabruron, menjelaskan bahwa Halal Bihalal ini lebih dari sekadar tradisi; ini merupakan momen penting untuk memperkuat ikatan emosional antara anggota aktif TNI dan para purnawirawan yang telah berkontribusi bagi bangsa.

“Melalui Halal Bihalal ini, kami berupaya untuk terus menjalin dan mempererat silaturahmi dengan para sesepuh kami di PEPABRI. Ini adalah bentuk penghormatan dan penghargaan atas pengabdian mereka,” tuturnya.

Ketua PEPABRI Kecamatan Pakis, Mayor (Purn) Hartono, menyambut positif inisiatif ini. Ia menilai bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat untuk menjaga kekompakan dan semangat kebangsaan di antara generasi yang berbeda.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi tradisi tahunan, tetapi juga berkembang menjadi wadah sinergi yang memberikan manfaat lebih besar, baik bagi anggota maupun masyarakat,” ungkapnya.

Acara berlangsung dalam suasana hangat, diisi dengan kegiatan saling bersalaman, memaafkan, dan sesi foto bersama sebagai simbol eratnya hubungan antara Koramil 08 Pakis dan PEPABRI.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa keberadaan TNI tidak hanya terkait dengan tugas pertahanan, tetapi juga memiliki peran penting dalam memperkuat nilai-nilai sosial dan kekeluargaan di tengah masyarakat. (Pendim 0705/Red-033)

Oknum Polisi Palembang Terancam Sanksi

0

Usai Aniaya Mantan Pacar dan Terbukti Positif Narkoba

 

PALEMBANG, Cakrayudha-hankam.com – Bripka RRM, seorang anggota Polrestabes Palembang, kini menghadapi kemungkinan sanksi berat setelah kasus dugaan penganiayaan terhadap mantan pacarnya, Wina Septianty (25), menjadi viral di media sosial.

Selain melakukan kekerasan, Bripka RRM juga terdeteksi positif menggunakan zat terlarang berdasarkan hasil tes urine.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan cepat dengan memerintahkan Kasi Propam untuk melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. Hasil tes urine menunjukkan hasil positif.

“Yang bersangkutan telah menjalani tes urine hari ini. Kami menerima informasi bahwa hasilnya positif untuk penggunaan zat berbahaya. Saat ini, kami sedang menyelidiki lebih lanjut apakah ini termasuk narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya,” jelas Harryo pada Kamis (17/4/2025).

Selain itu, Bripka RRM juga dilaporkan mengancam korban menggunakan senjata airsoft gun ilegal.

Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa ia tidak terdaftar memiliki senjata dinas karena bertugas di Satuan Binmas, yang tidak memerlukan penggunaan senjata api dalam pelaksanaan tugasnya.

“Secara resmi, dia tidak memiliki senjata api organik. Namun, ternyata ia menyimpan airsoft gun pribadi tanpa izin resmi, yang sudah dimilikinya selama sekitar satu tahun,” jelas Harryo.

Dugaan motif penganiayaan ini berkaitan dengan masalah asmara. Bripka RRM diketahui sudah berkeluarga, sedangkan korban adalah mantan kekasihnya. Insiden tersebut terjadi di sebuah rumah kos di kawasan Jalan Dwikora, Kecamatan IT I Palembang.

“Motifnya berkaitan dengan asmara. Kami sangat prihatin dan berharap yang bersangkutan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya baik secara hukum maupun kedinasan,” ungkap Kapolrestabes. (Red-033)