SURABAYA, Cakrayudha-hankam.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) merilis perkembangan tingkat inflasi di provinsi Jatim pada bulan November 2024 ini telah mencapai 0,24 persen, yang mana angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. Pencapaian tersebut mencerminkan stabilitas ekonomi Jawa Timur Tengah dinamika harga kebutuhan pokok menjelang akhir tahun.
Ketua BPS Jatim Zulkipli mengatakan bahwa perkembangan Inflasi di Jatim pada bulan November 2024 ini mengalami peningkatan dan dibawah angka nasional. Menurutnya, pada bulan November 2024 mencapai 0,24 persen, sedikit rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,30 persen.
“Inflasi tercatat 0,24, versi y-on-y hingga November 2024 mencatat 1,04 persen. Sementara inflasi tahunan mencapai 1,41 persen,” ujar Zulkipli saat wawancarai awak media seusai acara rilis berita perkembangan Inflasi di ruangan meeting, lantai 2, Badan Pusat Statistik Jawa Timur, Surabaya, Senin (2/12/2024) siang.
Zulkipli menyampaikan bahwa perkembangan Inflasi tahun 2024 ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2024, dengan estimasi inflasi tahunan tetap berasa diangka 1,41 persen.
“Ada beberapa komoditas menjadi penyumbang inflasi di Jatim yaitu bawang merah, tomat, emas perhiasan, daging ayam, dan bawang putih yang mengalami kenaikan harga pada periode ini,” jelasnya.
Zulkipli menjelaskan, sejumlah komoditas penting lainnya justru mengalami penurunan harga seperti cabai, beras, dan kentang.
“Penurunan ini dipengaruhi oleh musim panen diberbagai wilayah Jatim,” ucap Ketua BPS Jatim.
“Beras ini sempat mendorong inflasi diawal tahun. Kini, mulai turun dikarenakan masih dalam panen. Komoditas cabai yang 2023 menjadi penyumbang utama inflasi ditahun 2024, justru membantu menekan inflasi secara signifikan,” tambahnya.
Ketua BPS Jatim menyoroti kenaikan harga emas perhiasan sepanjang tahun 2024 yang berkontribusi besar terhadap inflasi.
“Disisi lain, stabilitas beberapa bahan pangan seperti cabai rawit dan merah membantu mengurangi tekanan inflasi di wilayah Jatim,” imbuh Zulkipli.
“Dengan perkembangan ini, kami optimis Jatim akan mampu menjaga inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun 2024,” pungkasnya.