Sulawesi Selatan,(Cakrayudha-hankam.com) – Sebuah video seorang ibu memberikan kopi kemasan kepada bayinya berusia tujuh bulan viral di media sosial (medsos). Kepolisian Resor Gowa pun sedang memeriksa perempuan yang diketahui berinisial YY (23) yang merupakan ibu dari bayi tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gowa, Kawaidah Alham membenarkan jika video tersebut terjadi di Kabupaten Gowa. Kawaidah menyebut pihaknya sudah mengirimkan stafnya dan mendapatkan informasi jika sudah dibawa ke Kepolisian Resor Gowa.
“Staf saya tadi ke sana, belum ada penyampaian lebih lanjut. Sekarang, (ibu bayi) sudah ada di Polres Gowa,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Selasa (24/1).
Kawaidah mengaku belum bisa memberikan keterangan secara mendalam. Sebab, dirinya belum mendapatkan laporan dari kepala unit kepala teknis (UPT).
“Saya belum bisa jawab pertanyaannya, karena belum ada laporan dari kepala UPT. Mungkin besok baru kami berikan penjelasan,” tuturnya.
Sang Ibu Diperiksa Kejiwaan
Kepala Polres Gowa, Ajun Komisaris Besar Reonald TS Simanjuntak mengatakan, sejak video tersebut viral, pihaknya langsung membawa YY ke Mapolres Gowa. Ia menegaskan membawa ibu dan bayinya untuk mengecek kesehatannya.
“Saya tegaskan bukan diamankan, tetapi hanya membawa anak dan ibunya bahkan neneknya tersebut untuk dilakukan pengecekan kesehatan. Karena kami temukan di suatu kos-kosan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan,” ujarnya saat jumpa pers di Mapolres Gowa, Rabu (25/1).
Mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Makassar ini mengaku saat ini kondisi bayi dalam video tersebut sudah membaik. Sementara YY, kata Reonald, akan diperiksa kejiwaannya.
“Untuk ibunya kami ambil keterangan, wawancara dan sepertinya akan kami tes kejiwaannya,” sebutnya.
Sementara untuk kondisi nenek bayi, mengidap katarak. Reonald mengaku secara umum kondisi ekonomi kekurangan. Reonald menyebut, YY bekerja sebagai pramusaji di warung sari laut di Kabupaten Gowa.
“Gajinya hanya Rp80 ribu sekali bekerja. Uang Rp80 ribu itu hanya beli susu kental manis, sisanya ditabung untuk bayar kos kosan,” bebernya.
Bukan Kopi, Tapi Susu
Terkait video yang viral, Reonald mengungkapkan, bahwa YY tidak memasukkan kopi. Ia menyebut saat itu sebenarnya bayinya sudah diberikan susu.
“Pengakuan dia tidak memasukkan kopi, hanya di depan kamera saja. Sudah diganti dengan susu,” tuturnya.
Reonald mengatakan, YY melakukan live di TikTok dengan bayinya bertujuan untuk mendapatkan sumbangan dari penonton di TikTok. Ia menegaskan tindakan YY tersebut hanya untuk konten semata.
“Intinya live untuk mendapatkan royalti, tapi itu salah. Kami akan berikan pembinaan,” kata dia.
Meski ada pelanggaran hukum, tetapi pihaknya mempertimbangkan kemanusian. Apalagi, kondisi ekonomi keluarga YY betul-betul memprihantinkan.
“Menurut keterangan ibunya, anak ini merupakan hasil dari pernikahan siri. Sekarang suaminya (YY) pergi ke Morowali dan menikah lagi,” bebernya.
Demi Konten
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin mengatakan, pihaknya telah menelusuri video tersebut. Pelaku mengakui video tersebut dibuat hanya untuk kebutuhan konten.
“Itu adalah kasus ibu ini hanya ingin konten, dia tidak benar-benar ingin memberikan anaknya kopi saset. Pengakuannya dia hanya ingin viral,” kata Rosmini.
Meski demikian, pihaknya tetap menelusuri soal masalah gizi yang dialami bayi berusia tujug bulan tersebut. Termasuk pemahaman orang tua bayi itu soal kebutuhan gizi.
“Untuk sementara ini, saya menyuruh petugas kami untuk mengecek imunisasinya, apakah ibunya peduli atau tidak? Kalau ibunya peduli, dia pasti tahu apa yang harus dia lakukan untuk anaknya,” ungkap Rosmini.
Rosmini menegaskan, kopi saset tidak cocok diberikan untuk balita. Sebab mengandung gula dan kafein yang tidak cocok untuk tubuh balita.
Dia menyarankan balita diberi Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula dan makanan pendamping ASI (MPASI).
Selain itu, Rosmini meminta orang tua untuk rutin mengecek dan berkonsultasi ke Posyandu terkait pemenuhan gizi balita.
Kata dia, Dinkes Sulsel bersama puskesmas mengajak orang tua memperhatikan kondisi gizi anak untuk mencegah gizi buruk dan stunting.
“Panduan untuk pemberian makanan bayi setelah umur 6 bulan itu jelas di buku KIA (Kartu Ibu dan Anak). Kedua mengenai edukasi terkait ini, ini sudah lengkap di Posyandu, mulai umur 0 bulan – 5 tahun itu wajib menimbang di posyandu,” jelasnya.
“Harapannya agar ibu-ibu itu membuka diri, kalau tidak tahu bertanya. Jadilah ibu yang peduli kepada anak-anaknya supaya bisa menjadi penopang kita di hari tua nanti,” tutupnya.
Sang Ibu Ditinggal Suaminya
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulsel Mirna Harun menambahkan Tim UPT PPA sudah melakukan koordinasi dengan DP3A Gowa. Ibu dan anaknya sementara diamankan di Polres Gowa dan yang bersangkutan adalah warga Makassar.
“Ibu itu baru satu minggu kos-kosan di daerah Pallangga. Ibu anak tersebut juga sudah ditinggalkan oleh suaminya sejak anaknya dalam kandungan dan mereka hanya kawin secara siri,” jelas Mirna.
Mirna Harun juga mengatakan bahwa dirinya bersama timnya akan ke Polres Gowa membawakan susu dan makanan tambahan untuk sang bayi.
Disinggung Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kasus ibu yang viral memberikan minum kopi susu saset kepada bayinya. Dia mengingatkan agar anak diberi makanan yang tepat agar menjadi sumber daya manusia unggul.
“Saya lihat kemarin yang ramai bayi baru tujuh bulan diberi kopi susu saset. Kopi susu saset oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan di sini adalah susu. Gitu loh. Anaknya mau diberi susu. Hati-hati mengenai ini,” kata Jokowi Saat membuka Rakornas Banggakencana dan Penurunan Stunting di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1).
Kepala negara menegaskan, penyuluhan untuk anak menjadi hal penting. Terutama mengebai pemberian makanan untuk anak yang memerlukan edukasi.
Oleh sebab itu sekali lagi yang namanya penyuluhan, penyuluhan, penyuluhan penting. karena kata ibunya bermanfaat, sudah bermanfaat, kopi susu saset ini karena ada susunya. Hati-hati,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, tubuh anak belum siap diberi minuman kopi. Dia pun menyindir kinerja kader posyandu dan BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) yang terlambat mendatangi orang tua bayi itu dibanding polisi.
“Bahwa anak ginjal, jantung itu belum kuat. Sehingga yang saya baca polisi menemui orang tua bayi. Tapi seharusnya yang benar mestinya kader posyandu, kader dari BKKBN yang datang ke sana, bukan, karena kecepatan Kapolri mungkin, karena reaksi Kapolri cepet maka datang lebih cepet dari kader,” ucapnya.
Perintah Kapolri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menceritakan saat anggotanya merespons cepat kasus viral ibu memberi minum kopi kepada bayi. Dia mengatakan, anggotanya langsung mendatangi ibu itu setelah viral di media sosial.
“Kebetulan anggota kami melihat dan itu viral, ada anak bayi yang mungkin karena keinginan orang tuanya ingin memberikan susu, kemudian memberikan susu tapi yang ada di dalam saset instan kopi susu. Ini saya kira sudah ditindaklanjuti oleh anggota kami,” kata Sigit di kantor BKKBN Jakarta Timur, Rabu (25/1).
Sigit berkata, ibu bayi tersebut bingung lantaran didatangi polisi. Akhirnya, ibu itu dibantu untuk meningkatkan gizi anaknya.
Saya kira awalnya bingung karena kok didatangin polisi. Tapi setelah itu kita berikan bantuan-bantuan penambah gizi, khususnya untuk yang kebutuhan anak,” ucapnya.
Sigit pun memerintahkan seluruh anak buahnya untuk menyalurkan bantuan untuk peningkatan gizi anak. Dia meminta anggota Polri membantu masyarakat.
“Kemudian Polri bisa ikut membantu untuk menyalurkan kebutuhan-kebutuhan bagi masyarakat, bagi ibu-ibu yang hamil, ibu-ibu yang membutuhkan tambahan untuk gizi, kemudian juga anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan,” ucapnya.
Sigit melanjutkan, bahwa Polri mempunyai sejumlah rumah sakit di seluruh daerah Indonesia. Polri juga memiliki dokter-dokter yang siap membantu masyarakat terutama dalam menurunkan angka stunting.
“Saya kira ini bisa kita lakukan dengan metode yang sangat mudah, mudah-mudahan bisa ikut membantu program pemerintah,” tutur Sigit.(Red)