Ada Potensi Tsunami 8-10 Meter di Selatan Jawa
Jakarta,(Cakrayudha-hankam.com) – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut adanya potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang menerjang pantai Selatan Jawa.
Ia menjelaskan bencana tersebut mungkin terjadi jika ada pergerakan atas gempa Sesar Opak di Yogyakarta dengan magnitudo tertarget M6.6.
Dwikorita menerangkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak.
Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.
Selain itu, ada juga sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa masih terus aktif.
“Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya,” kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2023).
Tak hanya tsunami di pantai Selatan Jawa, BMKG juga memprediksi adanya sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust yang masih sangat aktif di Samudra Hindia selatan Yogyakarta.
Kemudian, Dwikorita menyebut gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak pun mulai muncul.
Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul yang terjadi pada 30 Juni 2023 lalu.
Bencana alam itu mengakibatkan kerusakan ringan berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.
Himbauan BMKG
Untuk itu, Dwikorita meminta agar seluruh masyarakat tetap siap dan sigap menghadapi peluang periode ulang gempa.
Ia juga menilai penting adanya pelatihan mitigasi kebencanaan yang berkelanjutan kepada masyarakat di Yogyakarta, terutama di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga menghantui selain gempa bumi.
“Tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, Dwikorita sebelumnya juga mendorong negara-negara rawan tsunami mempercepat terbentuknya Tsunami Ready Community.
Ia berharap dengan adanya komunitas tersebut dapat menjadi strategi mereduksi risiko tsunami, terutama untuk meminimalisir jumlah korban.(Red)