Malang(cakrayudha-hankam.com) Sejak resmi dibuka 1 Oktober 2022, Pameran Anniversary Grand Mercure Malang Mirama, jalan Raden Panji Suroso No.7, Purwodadi, Blimbing, Kota Malang, pertama sukses digelar dengan Konsep “Go Local, Culture, and Heritage”.
Sugito Adhi General Manager Grand Mercure Malang Mirama mengatakan,”ini adalah mini exhibition yang digelar disekitaran Coffee Café di dalam Grand Mercure Malang Mirama dan dibuka langsung oleh Kadisporapar (Kepala Dinas Kepemudaan, Olah Raga dan Pariwisata) Kota Malang yaitu Baihaqi dengan undangan dari Instansi Dinas lain yang terkait serta beberapa undangan tamu VIP.”
“Tentunya kami mengucapkan banyak terimakasih atas antusias dari para teman – teman budayawan Kota Malang yang mulai dari awal mendukung dan berperan aktif dalam perayaan acara ini, kami memberikan tempat dan wadah edukasi bagi seluruh masyarakat akan pentingnya budaya,” jelas Sugito Adhi yang pernah 8 tahun menjabat sebagai General Manager (GM) di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.
Hotel yang berbasis chain international Accor Hotels patut untuk diacungi jempol, menurut Baihaqi walaupun hotel ini merupakan kelas bintang hotel premium namun masih tetap peduli akan budaya dan memberikan wadah untuk para penggiat seni. “Semoga kedepannya tetap memberikan peluang bagi segala jenis bentuk budaya, khususnya budaya Kota Malang agar terus berkembang dan selalu melibatkan semua komponen yang ada,” ujar Kepala Dinas Baihaqi yang selalu menekankan pentingnya meningkatkan Kadisplinan Pegawai ini.
Selasa, 11 Oktober 2022 Asst. Marcom Manager Gledy Webyansyah sekaligus koordinator event ini menyampaikan,”Acara digelar sejak tanggal 1 sampai dengan 15 Oktober 2022 yang melibatkan 15 tenant dari batik, topeng malangan, Keramik, Lukisan, Pusaka dan Keris. Kami ingin menggoda para pelancong dengan pengalaman hotel yang menawan dan menarik bagi imajinasi mereka. Jaringan Grand Mercure ada di berbagai belahan dunia yang selalu menganut tradisi budaya, masakan yang dipengaruhi lokal dan ekspresi artistik yang terinspirasi.”
“Karena itu untuk anniversary pertama kami, kami menampilkan budaya lokal Malang untuk menggairahkan dunia budaya agar tetap berkembang dengan tag line Unik dengan ciri khas yang mewujudkan budaya dan warisan lokal, dan kegiatan ini berlangsung di lantai 1 dan 2 Lobby dan dibuka sejak pukul 9 pagi sampai 8 malam Waktu Indonesia Barat,” tambah Gledy.
Salah satu tenant yang menonjol adalah stand dari D-Mart, tenant ini sekilas tidak ada bedanya dengan tenant lain, namun siapa sangka produknya adalah hasil karya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). D-Mart menampilkan bingkai keberagaman Topeng Malangan yang diwujudkan dalam bentuk replika topeng, busana batik bermotif topeng, Souvenir Kayu Berbentuk Replika Topeng dan juga Coklat bermotif Topeng Malangan.
Yang menariknya lagi, Joko Rendy salah satu penggagas D-Mart ini menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan adik-adik ABK ini berbasis bisnis lestari. “Mungkin banyak yang belum paham apa itu bisnis lestari. Bisnis lestari adalah suatu bisnis yang lebih ramah lingkungan. Contohnya limbah usaha dari produk fashion batik, kain percanya bisa digunakan kembali untuk produksi dompet batik,” kata pria yang akrab dipanggil Djokren ini.
“Sejak 1-11 Oktober sudah banyak produk kami yang laku terjual dari tamu-tamu hotel. Kami juga ada Workshop Pembuatan Coklat, Fashion Show dan Tari oleh ABK, membatik dan melukis topeng. Beberapa hari lalu kami juga mendapat kunjungan sekitar 120 Mahasiswa dan Mahasiswi dari Kampus Merdeka (terdiri dari beberapa kelompok mahasiswa se-Indonesia) yang ingin belajar mewarna Topeng secara gratis,” tutur Djokren pria yang juga pendiri Tithiek Tenger ini.
Untuk diketahui bahwa Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan.
“Yang menjadi andalan pengunjung adalah demo ditempat mewarna Topeng, membatik motif topeng & membuat coklat topeng. Banyak pengunjung yang ingin mencoba mempraktekkan cara membuat produk kami,” papar Djokren pria yang kesehariannya mempunyai markas di Lantai 3 Pasar Bareng ini.
“D-Mart adalah akronim dari Difabel Mart, toko yang dibentuk untuk menampung hasil karya adik-adik ABK. Kami dari D-Mart mengucapkan banyak terimakasih kepada management hotel Grand Mercure Malang Mirama atas kesempatan spesial yang diberikan pada adik-adik ABK untuk menampilkan karya mereka dan juga diberi kesempatan untuk berekspresi. ,” tutup Djokren sambil sedikit menangis terharu.
“Dari kegiatan ini saya merenungkan pesan moral bahwa orang mampu memberikan dari kelebihannya itu sangat mudah, namun akan sangat bermanfaat apabila kita mampu memberikan peluang usaha kepada orang lain, karena itu akan lebih bermanfaat dalam jangka panjang,” tutup Djoko Rendy pria yang sering menggunakan udeng ini.
Reporter: EH012