Kota Malang, cakrayudha-hankam.com – Minggu, 3 Juli 2022, Falkutas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Kota Malang mengadakan Kuliah Umum yang dihadiri oleh 37 dekan dari seluruh Indonesia beserta tamu undangan. Yang lebih istimewa lagi, Temu dan Rapat Kerja Nasional Forum Dekan Ilmu-Ilmu Sosial Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia ini, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Letnan Jenderal TNI (Purn.) H.Prabowo Subianto Djojohadikusumo didapuk untuk mengisi acara tersebut dengan tema ‘Urgensi Ketahanan Nasional dalam Kepemimpinan Nasional’.
Prabowo menekankan kepada dunia akademisi agar semua instansi pendidikan untuk melakukan kajian terkait ketahanan nasional karena kepemimpinan nasional yang unggul hanya dapat dibangun melalui ketahanan nasional yang baik. “Ketahanan yang baik berawal salah satunya dari aparatur atau SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul. SDM yang unggul harus dimulai dari seleksi yang benar,” buka Menhan Prabowo.
Oleh karenanya dibutuhkan sipil yang unggul, tentara yang unggul, serta polisi dan intelijen yang unggul. Keunggulan tersebut diperlukan untuk pengembangan dan menjaga elemen kekuatan nasional Indonesia yang ada yaitu kekuatan geografi, demografi, sumber daya alam, politik, ekonomi dan militer serta psikologi. “Aparatur sipil negara yang unggul adalah ‘Excellent Civil’. Berarti guru-guru, dosen-dosen, ilmuwan-ilmuwan, kepala desa, camat, bupati, gubernur, dirjen-dirjen, dan lain-lain harus unggul,” ujar Menhan Prabowo.
“Penting di kalangan akademisi dan cendekiawan untuk paham terkait posisi Pemerintah Indonesia dalam upaya menjaga Ketahanan Nasional. Di era kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo, Pemerintah Indonesia dinilai berhasil oleh banyak negara di dunia dalam menghadapi Pandemi Covid-19 dan termasuk yang berhasil mengendalikan ekonomi di tengah tantangan yang begitu besar,” lanjutnya.
Prabowo percaya pentingnya peran perguruan tinggi bahkan beliau bercerita sesaat sesudah dirinya dilantik menjadi Menteri, lembaga pertama yang dikunjungi adalah Universitas Pertahanan (Unhan), Menhan meminta peningkatan kualitas manajemen pendidikan. “Perlu kerja sama, ini yang ingin saya tegaskan. Saya minta tidak hanya S2 dan S3, tapi Unhan juga buka program studi S1 untuk membangun aparatur yang unggul untuk bangsa. Alhamdulilah ada komitmen dari para guru besar untuk bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan. Bersinergi,” terang Menhan.
Beliaupun juga memberikan masukan tentang hal apa saja yang dimiliki Indonesia apa saja yang harus diwaspadai dan meminta kepada audien untuk memikirkan hal tersebut ke depan apa yang perlu dilakukan. “Masalah Ketahanan Nasional harus dikaji di lingkup Perguruan Tinggi (PT). Pendidikan Sejarah harus dipahami oleh generasi penerus. Anak muda harus mengerti bahwa kita bangsa yang kuat,” imbuhnya.
“Kalau di tingkat nasional kita memang tidak bisa lepas dari Eksekutif, Yudikatif, Legislatif, tapi perlu juga para pengusaha nasional, cendekiawan, pemimpin agama yang juga menggerakkan sebuah bangsa,” kata Menhan Prabowo.
Menurut Menhan pertahanan nasional sangat penting karena tidak ada negara di dunia yang aman dari ancaman, termasuk Indonesia yang menghadapi Pandemi Covid-19. “Kita termasuk yang berhasil menghadapi pandemi, berhasil mengendalikan ekonomi di tengah tantangan yang besar. Corona membuat dunia terhenti, maka kita harus selalu siaga,” tutup mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu sambil mengucapkan terimakasih.
Kuliah umum tersebut turut dihadiri Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo, SSi, MSi, PhD, MedSc., dan Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya sekaligus Ketua FORDEKIIS Drs. Andy Fefta Wijaya,MDA.,PhD.@ CT.