Banyuwangi,cakrayudha-hankam.com – Melestarikan Adat dan Budaya dari Para Leluhur pada acara perayaan Unduh – unduh yang merupakan perwujudan rasa syukur atas hasil panen, kembali digelar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Tulungrejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Minggu (7/6/2022).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang menghadiri acarah tersebut, mengapresiasi semangat gotong royong dari prosesi itu.
“Kegiatan ini merupakan bentuk dari tolong menolong satu sama lain. Unduh-unduh datangnya dari masyarakat, diajarkan oleh leluhur dan berdampak kembali kepada masyarakat. Ini sungguh luar biasa bermanfaat,” tutur Ipuk.
Perayaan Unduh-unduh diawali dengan pengumpulan hasil bumi dari para jemaat GKJW Tulungrejo. Ada yang berupa padi, sayuran, buah-buahan, makanan siap saji hingga hewan ternak. Hasil bumi itu kemudian dilelang kembali kepada jamaat. Lalu, hasilnya dipergunakan untuk kepentingan gereja ataupun untuk kepentingan sosial lainya.
“Pemerintah senang melihat geliat gotong royong yang ada di masyarakat. Lebih penting lagi kegiatan Unduh-unduh tidak memandang agama, ini adalah modal sosial yang sangat baik serta meningkatkan sumber pangan tradisional juga memberdayakan masyarakat, yang petani bisa lebih semangat untuk bercocok tanam dan yang peternak bisa meningkatkan produk peternakannya juga meningkatkan penghasilan,” terangnya.
Bupati Ipuk juga berharap kegiatan tersebut dapat terus dilestarikan. Sebagai bentuk apresiasi, Ipuk juga turut lelang hasil bumi tersebut. “Ini sesuatu yang harus kita jaga agar terus dapat berdampingan dengan damai dan terus berada di jalan Tuhan,” jelasnya.
Pendeta GKJW Jemaat Tulungrejo Sutriyo menyebutkan bahwa perayaan Unduh-unduh itu merupakan kreasi dari jemaatnya yang telah berlangsung sekian tahun lamanya. Dikarenakan jemaahnya kebanyakan petani, maka yang bisa dipersembahkan untuk gereja pun adalah hasil pertanian.
” Unduh-unduh ini merupakan persembahan dari jemaat kami yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun yang lalu, berdasarkan kemampuan dan pekerjaan masing-masing. Unduh dalam bahasa jawa artinya panen atau memetik, ini sebagai bukti rasa syukur kami kepada Tuhan,” tutur Pendeta Sutriyo.
Perayaan Unduh-unduh, imbuh Sutriyo, merupakan perwujudan dari spirit Banyuwangi rebound yang dicanangkan Bupati Ipuk. “Kami berharap perayaan Unduh-unduh kedepannya mampu menjadi penggerak Bayuwangi rebound berikutnya,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, ketua Bamag Banyuwangi pendeta Anang Sugeng mengatakan bahwa perayaan Unduh-unduh adalah harmonisasi kebersamaan antar umat beragama.
“Sehingga seperti yang telah dikatakan Bupati, Unduh-unduh adalah pengaplikasian ajaran kitab suci yang diperjelas lagi dengan berdampak terhadap sesama yang membutuhkan sebagai makhluk sosial berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat agar tercipta kerukunan dan toleransi antar umat beragama bahwa kita adalah saudara,” tutupnya.@ red.